TANGGAL: 22 OKTOBER
2014
WAKTU: 10:00-12:30
DOSEN:
HERMAWAN SEFTIONO
ANALISA
KARBOHIDRAT
KELOMPOK
3:
MAYA ADRIYANTI 13106006
EMILIA RATIH S 13106003
RANI NURAENI 13106012
SHERLY PRICILA 13106009
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Karbon
diidentifikasikan sebagai senyawa yang unsur-unsurnya terdiri atas karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O), dengan perbandingan empiris unsur-unsurnya (CH2O)n.
Senyawa karbohidrat dibagi dalam tiga golongan utama yang terdiri dari
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida
merupakan suatu senyawa polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksil keton.
Pada umumnya monosakarida bersifat optis aktif, mudah larut dalam air, berupa
zat padat putih, bila dipanaskan akan berbau caramel dan mempunyai sifat
mereduksi. Contoh dari senyawa monosakarida yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa
dan sebagainya.
Oligosakarida
terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang dihubungkan dengan glikosida.
Senyawa tersebut dapat dihidrolisa dalam suasana asam menghasilkan
monosakarida. Contoh dari senyawa ini antara lain sukrosa, laktosa, dan
maltose.
Polisakarida
merupakan polimer dari monosakarida. Contoh dari polisakarida ini antara lain
amilum, selulosa dan glikogen. Amilum merupakan zat tepung dalam tumbuhan yang
dapat dijumpai pada beras, gandum maupun umbi-umbian. Amilum terdiri dari
amilosa dan amilopektin. Amilosa menggunakan 300 unit glukosa dengan ikatan
sedangkan amilopektin
terdiri dari 1000 unit glukosa yang bergabung membentuk rantai lurus dengan
ikatan
dan pada setiap 25 atau
30 unit glukosa terdapat rantai cabang dengan ikatan
.



Selulosa
terdiri dari +6000 unit glukosa yang dihubungkan dengan dengan ikatan
membentuk rantai
linier. Glikogen merupakan karbohidrat cadangan yang hanya terdapat pada hewan
dan manusia, dan mempunyai struktur seperti amilopektin dalam hal unit yang menyusun
molekul adalah glukosa, jenis ikatan pada rantai dan ikatan pada cabang.
Glikogen mempunyai masa molekul relatif 30.000 dan pada tiap 10 unit glukosa
dalam rantai lurus terdapat rantai cabang. Contoh lain dari polisakarida adalah
chitin, hemiselulosa dan pectin.

2.
Tujuan
-
Melakukan identifikasikan senyawa-senyawa
karbohidrat
-
Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi
-
Menentukan senyawa-senyawa karbohidrat
secara kualitatif
BAB II
METODE
1.
Alat
dan Bahan
-
Alat :
Tabung
reaksi, rak tabung, penangas air, pisau, blender, beaker glass, corong kaca,
kertas saring, erlenmeyer, neraca analitik.
-
Bahan :
Reagen
Benedict, reagen Iodine, etanol 95%, aquadest.
2.
Waktu
dan Tempat
-
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2014
-
Tempat :
Laboratorium Biokimia Lt.4 Universitas Trilogi
3.
Prosedur
Praktikum
-
Uji
Benedict
·
Dibuat larutan sampel dengan konsentrasi
1 gr/100 ml atau 1 ml/100 ml (1%)
·
Dari larutan sampel 1% tadi, diambil 2
atau 3 ml ke dalam tabung reaksi
·
Ditambahkan 2 atau 3 tetes reagen
Benedict
·
Dikocok, diamati
-
Uji
Iodine
·
Dibuat larutan sampel dengan konsentrasi
1 gr/100 ml atau 1 ml/100 ml (1%)
·
Dari larutan sampel 1% tadi, diambil 2
atau 3 ml ke dalam tabung reaksi
·
Ditambahkan 2 atau 3 tetes reagen Iodine
·
Dikocok, diamati
-
Isolasi
Karbohidrat
·
Ditimbang kertas saring yang akan
dipakai
·
Dicuci, dikupas, dan dipotong-potong
sampel kentang
·
Ditimbang sebanyak 100 gr ke dalam
blender
·
Ditambahkan air 20 ml, diblender secara
homogen
·
Disaring ke dalam beaker glass 400 ml
·
Diendapkan selama 24 jam
·
Dipisahkan antara supernatan dan
cairannya
·
Diambil supernatannya
·
Ditambahkan 10 ml etanol 95%,
dihomogenkan
·
Disaring
·
Presipitat pati dikeringkan agar mudah
ditimbang
·
Ditimbang dengan neraca analitik
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
-
Uji
Benedict Kelompok 1
Sampel
|
Hasil
|
D-glukosa
|
Coklat muda
|
Maizena
|
Biru tua
|
L-Men
|
Coklat muda
|
Madu
|
Oranye
|
-
Uji
Iodine Kelompok 1
Sampel
|
Hasil
|
D-glukosa
|
Kuning kecoklatan
|
Maizena
|
Hitam
|
L-Men
|
Coklat tua
|
Madu
|
Coklat
|
-
Uji
Benedict Kelompok 2
Sampel
|
Hasil
|
Tropicana slim
|
Putih kebiruan
|
Gula cair
|
Putih bening
|
Tepung beras
|
Putih keruh, endapan putih
|
Madu
|
Kuning pekat
|
-
Uji
Iodine Kelompok 2
Sampel
|
Hasil
|
Tropicana slim
|
Kuning cerah
|
Gula cair
|
Kuning cerah
|
Tepung beras
|
Ungu pekat, endapan putih
|
Madu
|
Kuning cerah
|
-
Uji
Benedict Kelompok 3
Sampel
|
Hasil
|
Strach
|
Bening, endapan kuning
|
Tepung gula
|
Biru bening
|
Pocari sweat
|
Biru bening
|
Madu
|
Kuning keruh
|
-
Uji
Iodine Kelompok 3
Sampel
|
Hasil
|
Strach
|
Ungu gelap, endapan putih
|
Tepung gula
|
Kuning jernih
|
Pocari sweat
|
Coklat jernih
|
Madu
|
Kuning jernih
|
-
Berat pati + kaca arloji : 24,6544
gr
-
Berat pati di kertas saring I : 8,1640 gr
-
Berat pati di kertas saring II : 7,3966 gr
2.
Pembahasan
Pada praktikum analisa karbohidrat
bertujuan untuk mengidentifikasikan senyawa-senyawa karbohidrat dalam bahan
pangan, reaksi yang terjadi di dalamnya pada uji benedict iodine dan isolasi
karbohidrat, serta menentukan senyawa karbohidrat secara kualitatif.
-
Uji
benedict
Uji benedict ditujukan untuk
identifisikan gula-gula pereuduksi. Pada proses reduksi ion kupri dalam suasana
basa perlu ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat, yang berfungsi untuk
mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat. Hasil
dari karbohidrat dalam larutan basa sangat kompleks dan banyak jumlahnya, dan juga
belum semuanya dapat diidentifikasikan. Maltose dan laktosa memberikan uji
positif dengan reagen benedict, sedangkan larutan sukrosa tidak bereaksi karena
tidak memiliki gugus aldehid atau gugus keto bebas.

Pada sampel karbohidrat yang mengalami
perubahan warna setelah ditambahkan reagen benedict diartikan sebagai bahwa
sampel tersebut mengandung gula-gula pereduksi. Pada sampel yang mengandung
gula-gula pereduksi yaitu D-Glukosa dan L-Men.
-
Uji
Iodine
Iodine bila diabsorbsi oleh larutan
polisakarida akan memberikan warna. Warna yang dihasilkan akan bergantung pada
jenis polisakarida pengabsorbsi. Larutan amilum dengan iodine akan memberikan
warna biru, sedangkan larutan glikogen atau larutan amilum yang terhidrolisa
secara parsial akan menghasilkan warna coklat kemerahan.
Pada
sampel karbohidrat yang mengalami perubahan warna setelah ditambahkan reagen
iodine menjadi warna ungu kehitaman diartikan bahwa dalam larutan tersebut
terdapat kandungan pati yang cukup banyak menghasilkan reaksi (+++). Sedangkan
untuk larutan L-men dan pocari menghasilkan reaksi (+), dan untuk
glukosa,madu,tepung gula,gula cair dan Tropicana menghasilkan reaksi (-)
kemungkinan kandungan pati sangat sedikit dan atau tidak ada.
-
Isolasi
Karbohidrat
Untuk
menguji berapa banyak kandungan pati yang terkandung dalam kentang. Dari hasil
diatas diperoleh pati yang terkandung dalam kentang sekitar 24,6544 gr. Adanya
pati dalam kentang dapat dibuktikan dengan adanya berat presipitat dari kertas
saring setelah proses pengendapan dan penyaringan.
BAB IV
SIMPULAN
Dari praktikum “Analisa
Karbohidrat” dapat disimpulkan bahwa:
-
Uji benedict dilakukan untuk mengetahui
adanya gula-gula pereduksi dalam sampel yang dilakukan dengan penambahan reagen
benedict dan dipanaskan dengan penangas air. Setelah itu sampel menjadi warna
coklat, itu menandakan hasil positif pada uji benedict.
-
Uji iodine dilakukan untuk mengetahui
adanya gula-gula pereduksi dalam sampel yang dilakukan dengan penambahan reagen
benedict dan dipanaskan dengan penangas air. Setelah itu sampel menjadi warna
ungu kehitaman, itu menandakan hasil positif pada uji iodine.
-
Isolasi karbohidrat dilakukan untuk
mengidentifikasikan adanya pati dalam bahan pangan seperti kentang.
-
Larutan maizena, tepung beras dan starch
mengandung cukup banyak pati. Semakin ungu bahan pangan saat ditetesi dengan
larutan iodine maka semakin banyak pula kandungan patinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ben, E. S., Zulfianis, dan Halim, A., 2007,
Studi Awal Pemisahan Amilosa dan Amilopektin Pati Singkong dengan Fraksinasi
Butanol – Air, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 12 (1), 1-11, (online) (http://bcrec.ac.id, diakses tanggal 14 November 2011,
pukul 21.00 WITA).
Bresnick, S. D., 1994, Intisari Kimia
Organik, Lippincott Williams dan Wilkins Inc. USA, New York.
Hart,
H., Craine, L. E., dan Hart, D. J., 2003, Kimia Organik edisi
sebelas, diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Lehninger, A. L.,
1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Patong, A. R., 2011, Penuntun dan Laporan Praktikum Biokimia, Laboratorium
Biokimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Pine, S. H., J. B.
Hendrickson, D. J. Cram, dan G. S. Hammond, 1988, Kimia Organik 2 edisi
keempat, ITB, Bandung.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar
Biokimia, UI-Press, Jakarta.
Sultanry dan Kaseger, 1985, Kimia
Pangan, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur,
Makassar.
No comments:
Post a Comment